Apakah itu Kaifa Tusholli?

Diambil dari kata Bahasa Arab, Kaifa = Bagimana, Tusholli = Kamu sholat.

Kaifa Tusholli? ( Bagaimana kamu sholat ).

Jika ditanya “Kaifa Tusholli?” Maka jawabnya merujuk pada sabda Rosulullah S.A.W.

صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُونِيْ اُصَلِّيْ “Sholatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku sholat”

Aku disini, maksudnya siapa? Rosulullah S.A.W. maka sholat kita harus melihat kepada sholatnya Rosulullah S.A.W.

1. Mengkaji Hadits

Banyak sekali Hadits tentang sholat yang diriwayatkan oleh para Imam besar. Namun, terkadang hanya membaca Hadits, pemahaman dan penangkapan kita kurang sempurna bahkan berbeda-beda. Lantas bagaimana ? Maka membutuhkan cara yang kedua yaitu

2. Berguru kepada guru yang bersanad

Sanad adalah menyandarkan segala sesuatu pada seorang guru yang mempunyai pertalian ilmu sambung sampai kepada Rosulullah.

Alhamdulillah, Kaifa Tusholli yang kita pelajari, ditulis oleh Abina K.H. Ihya Ulumiddin yang berguru langsung kepada Abuya Assayyid Muhammad Alawi Al-Maliki, ulama Ahlussunnah wal Jama’ah termasuk Ahlul Bait yang mempunyai sanad keilmuwan yang jelas dan sambung sampai dengan Rosulullah.

1. Orang yang belum bisa sholat/ Muallaf

Jelas sekali orang orang ini perlu belajar Kaifa Tusholli agar bisa sholat

2. Bagaimana dengan orang yang sudah bisa sholat, apakah perlu belajar Kaifa Tusholli?

Perlu sekali, dalam rangka memastikan apakah rukun qouli ( bacaan sholat ) dan rukun fi’li ( gerakan sholat ) sudah baik sesuai dengan yang diajarkan oleh Rosulullah

3. Bagaimana dengan orang yang sudah bisa sholat, sudah sesuai sunnah, apakah perlu belajar Kaifa Tusholli?

Masih perlu sekali, dalam rangka menyambungkan sanad keilmuan. Ibnu Mubarok berkata :

الإِسْنَادُ مِنَ الدِّيْنِ، لَوْلَ الإِسْنَادُ لَقَالَ مَنْ شَاءَ مَا شَاءَ

4. Bagaimana dengan orang yang sudah bisa sholat, sudah sesuai sunnah, sudah bersanad, apakah perlu belajar Kaifa Tusholli?

Masih sangat perlu sekali, dalam rangka mempelajari metodologi mengajar sholat yang mudah dan menyenangkan.

4 manfaat belajar kaifa tushalli?

Rosulullah tidak cukup hanya diimani, tapi harus diteladani, dicintai dan diikuti. Mengikuti Rosulullah merupakan bukti kecintaan kita kepada Allah.

Allah S.W.T berfirman :

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللهَ فَاتَّبِعُوْنِ يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ، وَاللهُ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ

“ Katakanlah, jika kamu mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa dosamu. Dan Allahlah Yang Maha Pengampun Yang Maha Penyayang.

Rosulullah S.A.W bersabda :

مَنْ أَحْيٰ سُنَّةً مِنْ سُنَّتِيْ فَعَمِلَ بِهَا النَّاسُ كَانَ لَهُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا لاَ يَنْقُصُ مِنْ اُجُوْرِهِمْ شَيْئًا

“ Barangsiapa menghidupkan satu sunnah dari sunnahku, lalu diamalkan oleh manusia, maka baginya seperti pahala orang yang mengamalkannya, tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala mereka.”

Bagaimana caranya menghidupkan Sunnah ? dengan mengajarkannya kepada orang lain.

Jika kita mengajarkan hanya satu sunnah saja, contohnya mengangkat kedua tangan saat takbirotul ihram sejajar pundak, dan dikerjakan oleh orang lain, maka pasti kita mendapatkan pahala sama seperti pahala orang yang kita ajarkan.

Assayyid Alawy Al-Maliki berkata :

الإِنْسَانُ كُلَّمَا اتَّسَعَ أُفُقُهُ، قَلَّ إِنْكَارُهُ عَلَى النَّاسِ

“ Manusia itu semakin luas cakrawala berfikirnya, maka akan semakin sedikit ingkarnya atas manusia lain.”

Apabila kita mempunyai pengetahuan yang luas, khususnya dalam ilmu agama, maka kita akan mampu menampung dan menghargai cara pandang yang berbeda beda. Dan dibuku Kaifa Tusholli ini, kita akan belajar tentang banyak hal, contohnya cara mengangkat kedua tangan saat Takbirotul Ihram. Boleh sejajar telinga, diatas telinga, sejajar pundak dan setinggi dada. Belum lagi cara meletakkan tangan atau bersedekap, boleh diletakkan pada dada, bagian atas dada, diatas pusar, dibawah pusar atau irsal ( tangan dilepaskan ) dan masih banyak hal lainnya.

Sehingga saat melihat saudara muslim lainnya sholat, kemudian mengangkat kedua tangan saat takbirotul ihram diatas telinga dan bersedekap dengan cara irsal, menyalahkan atau menghargai ? Tentu kita akan lebih mudah menghargai karna telah tau ilmunya. Dengan rasa saling menghargai inilah akan tercipta persatuan ummat.

Ihsan adalah melakukan yang terbaik.

Ihsan dalam beribadah maksudnya adalah beribadah sampai pada tingkat baik dan sempurna. Agar bisa baik dan sempurna ada 2 syarat yang harus dilakukan :

a. Ikhlas karna Allah

b. Ittiba’ atau mengikuti Rosulullah

Jika kita telah melakukan 2 syarat tersebut, In Shaa allah ibadah kita sampai pada tingkat baik dan sempurna. Dan jika ibadah kita sudah pada tingkat baik dan sempurna, maka kita termasuk golongan “ Muhsinin” yang dicintai Allah. Apa itu Muhsinin ? Orang orang yang selalu berbuat kebaikan. Sebagaimana Firman Allah S.W.T

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ المُحْسِنِيْنَ

“ Sesungguhnya Allah menyukai orang orang yang berbuat baik”

Untuk menuju “Ihsan ( melakukan yang terbaik )” harus ada proses “Tahsin ( perbaikan )”. Untuk belajar Tahsin Al-Qur’an saja kita butuh waktu, ada yang 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun dan sebagainya. Maka untuk sholat apalagi, tentunya membutuhkan “Tahsin” yang lebih lagi, karna Sholat merupakan Amal pertama yang dihisab.

Materi Pembelajaran Kaifatushalli? meliputi:

Teori sholat yang diambil dari terjemahan penggalan hadits untuk dijadikan tatacara dalam setiap melakukan gerakan sholat. Agar mudah menghafal komentar pasal, pengajaran Kaifatusholli menggunakan metode effective learning. Seperti yang kita ketahui di dalam effective learning ada 3 proses belajar yang efektif. 1. Speed Reading, 2. Mind mapping, 3. Super Memory. Di dalam super memory, untuk proses mudah mengingat, kita diajarkan menggunakan simbol-simbol sebagai cantolan materi. Dan kita menggunakan simbol gerakan isyarat yang merujuk pada Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI).

Bacaan yang ada di dalam sholat

Gerakan di dalam sholat